“Hoaaam” aku terbangun dari tidurku yang sangat
nyenyak, minggu pagi yang mungkin bisa membuatku lebih tenang dibanding minggu
lalu saat aku putus dengan pacarku, Liam payne. Aku dan liam telah menjalin
hubungan selama 3 tahun dan tidak ada masalah sedikitpun di dalam hubungin
kami, sampai suatu saat ada seorang gadis yang memikat hati liam dan liam pun
lebih memilih menjalin hubungan dengan gadis itu daripada denganku dan akhirnya
kami putus. Selama 3 bulan kami putus aku masih tidak bisa melupakannya kenangan
yang indah bersama liam membuat diriku masih sayang dengannya walau dia telah
menyakitiku. Sahabatku, Sheryl selalu membantuku untuk melupakan liam, dan
semua kenangan manis dengannya tapi tetap saja tidak bisa. Sheryl mengajakku
ketempat dimana pertama kali aku bertemu liam “Kenapa lo ngajak kesini? Kamu kan tau, tempat ini
penuh dengan memori indah bersama liam sejak dulu!” ucapku. “Iya gue tau,
sha.Gue sengaja mengajak lo kesini agar lo bisa melupakan liam, jika ini tempat
pertama lo bertemu liam buatlah tempat ini tempat terakhir lo bersama liam”
ucapan sheryl membuatku sedikit berpikir dan terdiam. “Marsha?” melambaikan
tangannya di depan wajahku. “Ah ya apa? Hm, ucapan lo cukup benar sher. Gue
akan mencobanya” ucapku dengan senyuman kecil. “Nah gitu dong itu baru namanya
sahabat gue, ohya sha tunggu disini sebentar ya gue mau beli sesuatu dulu” ucap
sheryl. “Iya, jangan lama-lama loh” ucapku. udah 20 menit belalku dan sheryl
pun belum muncul, dan ini membuatku sangat bosan. Aku pun menendang batu kecil
yang ada di depanku dan tidak sengaja mengenai kepala seseorang. “Aw! Siapa yg
melempar batu ini?” aku pun menghampiri lelaki itu dan segera meminta maaf.
“Sorry, gue gak sengaja menendang batu ini kearah lo” ucapku. “Lo ga liat ada
orang apa! Sebelum nendang batu liat dulu ada orang ga disekitar lo jangan asal
ngelempar gitu aja” ucapnya memarahiku. “Gue bener-bener minta maaf dan gue ga
sengaja tadi” ucap ku. “Gue ga peduli alasan lo apa” dia pun pergi
meninggalkanku. “Tunggu dahi lo berdarah, sini gue obatin” ucapku berlari
mengejar dia. Lelaki itu terus berjalan menghiraukan ku yang terus
memanggilnya.
“SHERYL’S POV
Aku pergi ke minimarket di sebrang jalan ingin
membelikkan makanan untuk aku dan marsha makan, “marsha pasti menungguku
sebaikanya aku harus cepat” Saat aku sedang keluar dari minimarket, ada dua
pencuri yang ingin merampas dompetku akupun berteriak minta tolong “Aaaa
tolong” teriak ku saat seorang pencuri ingin merampas dompetku. “Heh, lo kalo
berani jangan sama cewek dong” ucap seseorang yang menolongku. Lelaki itu
sangat kuat dan pencuri yang ingin mengambil dompetku kabur. “Hm, thanks ya
udah bantu gue tadi. Gue gatau kalo gaada lo jadinya gimana.” Ucapku. “Iya
samasama” ucapnya dan sambil meninggalkanku. “Tunggu, dahi lo kenapa? Butuh
bantuan?” ucapku. “Gapapa, udah ya gue buru2” ucapnya lalu meninggalkanku.
“MARSHA’S POV
Tampak dari kejauhan sheryl memanggil ku, aku
putuskan untuk berhenti mengejar lelaki itu dan menghampiri sheryl. “Lo kemana
aja sih? Lama banget” ucapku dengan nada acuh. “Sorry sha, tadi gue mau beli
makanan buat kita makan berdua disini. Tapi gue malah kejebak macet” ucapnya.
“emang lo naik apaan sampe macet? Kan
minimarket deket” ucapku. “Jalan kaki” ucap sheryl “terus kenapa bisa macet
sher? Kan lo
jalan kaki?” ucapku yang masih bingung “ah long story lah pokoknya sha”
ucapnya. Aku pun menceritakan kejadian tadi ke sheryl, dan dia hanya tertawa
saat mendengar ceritaku dan akhirnya dia terdesak dan aku pun menertawainya
balik “Hahahaha” Hari pun sudah petang, aku dan sheryl pun pulang setelah
bercerita hampir setengah hari bersamanya. “Thanks sher, kayaknya gue udah
mulai bisa ngelupain liam” ucapku. “Nah kan
udah gue bilang lo pasti bisa ngelupain dia” ucap sheryl. Setelah 10 menit
berlalu akhirnya aku sampai dirumahku tercinta, segera berlari kekamar dan
tidur. Sebelum aku terlelap mama meneriaki dari lantai bawah “Marsha kamu udah
mandi belum? Mandi dulu sana”
Omg aku sampai lupa buat mandi hehe, “Iya marsha lupa ma, hehe” aku pun
beranjak dari tempat tidur dan segera menghampiri kamar mandi. Sehabis aku
keluar dari kamar mandi mama meneriaku lagi dari bawah “Marsha makan malamnya
sudah siap” aku pun segera menuruni tangga dan segera menyantap masakan mama
yang sangat lezat itu. “Sha, coba kamu pulangnya gak terlalu sore” ucap mama.
Aku yang sedang makan berhenti sejenak untuk menjawab pertanyaan mama. “Emang
kenapa ma?” tanyaku. “Tadi ada teman mama sama anaknya kesini, biasa ada
reunian dadakan gitu. Anaknya ganteng banget loh” jawab mama. “reuni kok cuma
berdua aja ma? Terus apa hubungannya sama marsha” tanyaku. “Ya pokoknya seperti
itulah, hehe. Rencananya mama sama temen mama itu mau jodohin kamu sama dia”
jawab mama. Aku pun tersedak saat sedang minum. “Mama mau jodohin aku? Oh ma
please ini bukan jamannya siti nurbaya” ucapku membantah “Anaknya ganteng loh
sha, kamu pasti suka dan berhubung kamu kan
sudah putus dengan liam” ucap mama. “Tapi aku masih sayang sama liam ma, dan
juga aku kan
belum kenal sama dia” ucap ku. “Udah kamu pasti suka kok, habiskan makanannya
ya” ucap mama. “Hm, iya ma” selesai makan malam aku segera ke kamar untuk
bersantai, “Aku jadi penasaran dengan lelaki yang mama jodohkan untukku, apa
ini memang sudah jalannya?” ucapku lirih sambil melamun. Esok harinya, aku
kembali kesekolah setelah 2 minggu libur. Tak lama kemudian bel berbunyi
menandakan sudah saatnya jam belajar. Bu diana datang dengan seorang anak
laki-laki bersamanya, sepertinya laki-laki itu pernah aku jumpai, entah dimana.
“Selamat pagi murid-murid, sekolah kita kedatangan anak baru dan dia masuk ke
kelas ini. Sekarang kenalkan namamu ya” ucap bu diana. “Hallo, nama gue Niall”
ucapnya. Aku terkejut saat melihat dia, “LO?” ucapku bersamaan dengan dia.
“ternyata kalian berdua sudah saling kenal ya? Yasudah, sheryl kamu pindah kebelakang
ya. Biar niall duduk sama marsha.” Ucap bu diana. “Bu, saya gamau duduk sama
dia bu. Kan
masih banyak bangku kosong bu” ucap niall
membantah. “Kalian kan
sudah saling kenal, ibu mau kalian semakin akrab” ucap bu diana. Niall pun
duduk disamping ku, tatapannya sinis. Seakan masih marah denganku sejak
kejadian saat itu. Aku pun mengajak berbicara dengannya “Niall, lo masih marah
ya sama gue?” ucapku “Gausah sok sksd deh lo” ucapnya, “Eh gue itu ngomong
baik-baik sama lo.” Ucapku dengan kesal. “Terus gue harus bilang cikidiw gitu?”
ucapnya sambil menunjukkan mukanya yang konyol. “Lucu? HAHA engga!” ucapku
membalasnya. “Siapa juga yang ketawa dih” ucapnya. Aku semakin muak dengannya
aarghhh, rasanya aku ingin kembali duduk bersama sheryl. Akhirnya jam istirahat
pun datang, aku terbebas dari amarah gara-gara niall. Aku dan sheryl pun pergi
ke kantin, seperti biasa aku membeli batagor dan pop ice. Saat aku mengambil
batagor dari tangan penjualnya tiba-tiba niall mengambil batagorku, “Niall,
apaan sih lo ngambil-ngambil makanan gue” ucapku. “Ya lo yang lama ngambilnya,
btw makasi ya gue gausah nunggu-nunggu lagi hahaha” argghh kesabaranku sudah
habis, niall memang cowok yang menyebalkan. Aku pun memesan kembali batagorku
dan segera pergi ke kelas, niall yang ada di depan mengambil pop ice yang sama
sekali belum aku minum. Niall memang cowok yang menyebalkan apa memang karna
aku yang tidak sengaja melempar batu kepadanya dan dia membalas dengan ini, ini
sama sekali ga adil. Aku duduk di samping sheryl dan membuang tas niall ke
lantai. “Sha? Jadi itu orang yang waktu itu lo cerita? Dia kan yang waktu nolong gue waktu di taman
itu.” Ucap sheryl. “Maksudnya?” tanyaku. “Iyaa jadi waktu itu gue lama dari
minimarket gara-gara ada 2 pencuri yang mau ngerampas dompet gue, nah dia
nolongin gue dari pencuri itu” ucap sheryl. “Serius? Kok lo ga bilang?” ucap ku
“Ya takutnya lo kaget gitu jadi gue bilangnya macet” ucap sheryl, “ Yaampun
sheryl sheryl, iya sih dia baik ke lo tapi ke gue udah kayak iblis” ucapku
sambil membanting meja.“Sha, sabar sha. Kalo lo lama-lama benci lo bakal suka
loh kan benci
itu benar-benar cinta” ucapnya sambil mengejekku. “Huh tidak akan” ucapku.
“Gimana kalo kita taruhan, kalo lo sampe suka sama niall lo harus nraktir gue
di nando’s selama seminggu, tapi kalo gak gue yang bakal nraktir lo selama 2
minggu di nando’s” aku pun sepakat dengan taruhan sheryl, aku tidak akan
menyukai niall dan akan di traktir sheryl hahaha. Keesokan harinya saat aku
sudah pulang sekolah terlihat ada sebuah mobil yang parkir depan rumahku, untuk
menghilangkan rasa penasaran aku masuk kerumahku untuk melihat siapa yang
datang kerumahku. Dan saat aku masuk, terlihat niall yang duduk di samping
mamaku, “Ni-all?” ucapku terbata-bata. “Mar-sha?” ucap niall. “Wah, mrs. Maura ternyata
anak kita sudah saling kenal.” Ucap mamaku. “Niall, kok lo bisa ada disini?”
ucapku. “Ternyata bener ya, marsha anaknya cantik.” Jawab mamanya niall. “Nah,
marsha. Niall ini yang mau mama sama mrs. Maura jodohkan dengan kamu” jawab
mama. “APAAA?” jawabku berbarengan dengan niall. Oh my god aku gatau harus
ngomong apalagi, pertama niall sebangku denganku, niall membalas dendam padaku
dan aku dijodohkan oleh niall. Aaarghhh kenapa harus dengan niall? aku lebih
baik di jadikan yang kedua oleh liam dibanding harus bersama dengan niall, oh
tuhan. Aku pun pergi ke kamar dan mengunci pintu, aku terus berbicara sendiri
seperti orang gila garagara seorang Niall. Aku membuka pintuku setelah mama
mengajakku makan malam, dan ternyata masih ada niall oh my god apa memang dia
akan menginap disini? Aku tidak mau serumah dengan orang konyol seperti dia.
Perutku sudah berkumandang aku tidak bisa menahannya, dan aku terpaksa makan
malam bersama niall. Saat aku sudah turun mama menyuruhku duduk di samping
niall, nafsu makannya semakin berkurang. Aku menjauhkan bangkuku dari niall,
“Kok kamu duduknya jauh sama niall?” tanya mrs. Marsha. Duhh apa yang harus aku
jawab apa aku harus dekatkan bangkuku lagi ke niall. Ah yasudahlah aku pun
mengembalikkan bangkuku dekat niall. Aku dan niall saling menatap sinis dan
tidak berbicara sama sekali, aku ingin cepat-cepat selesai makan dan kembali ke
kamar lagi. Akhirnya makanan yang ada dipiringku sudah habis, aku pun izin
untuk kembali kekamar namun, mrs. Maura melarangku dan menyuruhku menemani
niall karna mrs. Maura dan mamaku hendak pergi keluar. Oh tuhan kenapa niall ga
sekalian pulang aja coba? Aku pun dengan terpaksa mengangguk menyetujui
permintaan mrs maura. Disaat mrs. Maura dan mamaku pergi niall pun memulai
aksinya dan menjahiliku saat aku sedang duduk sambil memakan chips pedas kesukaanku. Aku dan niall
pun kembali bertarung, niall hanya berani mengerjai ku disaat mamanya pergi, oh
tuhan hilangnya wujud iblis niall. Aku pun berdiri karna niall hampir
menghabiskan separuh chipsku. Saat aku dan niall sedang memperebutkan chips
tibatiba keseimbanganku hilang dan aku jatuh tetapi niall menopangku dengan
tangannya, aku pun terdiam selama beberapa menit, kedua mata biru niall dan
senyumannya yang sinis membuatku tidak bisa berbicara dan membuat jantungku
berdetak lebih kencang. Apakah aku mulai menyukainya? Aku langsung berdiri dan
sedikit berdiam-diam dengan niall. “Hm, thanks ya udah nolong gue tadi” ucapku
gugup. “Iya, samasama” ucapnya dengan gugup juga.
“NIALL’S POV
Mata coklatnya dan bibir tipisnya membuat aku
terdiam sesaat, apakah aku mulai menyukainya? Ah tidak mungkin, aku masih
mempunyai dendam dengannya. Tapi kenapa jantung ini berdetak dengan cepat?
Inikah yang aku rasakan ketika mulai menyukai seseorang? Tapi… ah sudahlah aku
tidak akan menyukainya. Marsha pun tidak menyukaiku.
“MARSHA’S POV
Selang beberapa menit aku pun mengajak niall
berbicara. “Lo pindahan dari mana?” ucapku. “Dari london, kenapa?” ucapnya. “LONDON? Aaaa itu kota yang pengen banget gue kunjungi.” Ucapku
yang tak sadar sudah membuat niall bingung. “Hm, sorry gue terlalu sksd ya sama
lo hehe” ucapku. “Terus kenapa lo pindah ke bandung?” tanyaku. “Gue bosen di london, cuacanya gitu-gitu aja gue pengen pindah ke tempat
yang cuacanya beda ya kayak Indonesia,
terutama bandung.
Soalnya ceweknya cantik-cantik hahaha” Aku dan niall pun mulai dekat dan saling
bertukar cerita dengannya, entah ada malaikat masuk ketubuh niall atau iblis
yang sudah keluar dari tubuhnya yang membuat dia menjadi orang yang care dan
asik kepadaku. Tapi aku menyukai jika dia seperti ini, waktu menandakan jam 10
malam aku mengajak niall menonton film finding nemo entah kenapa saat aku
menonton film itu aku merasa sedih, “Finding nemo? Gak ada film horror gitu?
Finding nemo kan
film yang sedih” Dan gue pun berfikir kok gue sama niall punya kesamaan, “Kok
sama? Haha gue juga, udah gapapa nonton aja baru deh nanti nonton film horror”
ucapku. Dan niall pun menggangguk. Aku dan niall duduk berdekatan, dan tak
sadar aku tidur sambil bersandar dibahunya.
“NIALL’S POV
Aku tidak menyangka, marsha ternyata adalah
seorang yang sangat baik, humoris dan ramah. Dia banyak bertukar cerita
denganku, dan aku tidak menyangka dia mempunyai kesamaan sepertiku, saat aku
sedang asik menonton finding nemo, aku melihat marsha sudah tidur di bahuku.
Dia tetap terlihat cantik saat tidur, aku tidak tega membiarkan seorang gadis
tidur di sofa, aku pun menggendongnya ke kamarnya dan aku tidur di sofa.
Sebelum aku meninggalkan kamarnya aku melighat ada sebuah foto marsha bersama
seorang lelaki, saat aku lihat di bagian belakang ternyata itu kekasih marsha.
Entah kenapa hatiku terasa sakit saat melihatnya, aku segera keluar kamar
marsha dan mengucapkan “good night marsha”
“MARSHA’S POV
Saat aku terbangun aku sudah berada di tempat
tidurku, rasanya semalam aku duduk di sofa. Mungkinkah niall yang membawaku
kesini? Oh niall, I love you. Saat aku menengok ke arah kanan terlihat foto ku
dan liam yang terjatuh di lantai, mungkinkah niall melihatnya? Pasti dia menyangka
kalau liam adalah pacarku, aku harus memberitahu niall yang sebenarnya.
“Marsha, kamu udah siap-siap belum? Niall nunggu di bawah nih” ucap mama.
Niall? masih disini, mungkinkah dia menginap semalam dan menjagaku? Entah aku
mulai menyukainya, tapi apakah aku memang mulai menyukainya? Aku tidak tau.
“Iya ma, marsha udah siap” aku pun menuruni tangga dan menghampiri niall, kami
pun berangkat berdua menaiki sepeda. Tak lama niall pun menanyakan soal foto
yang ia lihat semalam, terlihat dari wajahnya ia sangat cemburu. “Liam itu ex
niall, memang kenapa?”
“NIALL’S POV
Jadi liam itu mantannya marsha? Ah senangnya
hatiku mendengarnya, jadi aku masih punya kesempatan untuk mendekatinya. Tapi
tunggu, apa yang aku ucapkan tadi? Kesempatan untuk mendekatinya? Mungkinkah
aku menyukainya? Atau hanya perasaan ku saja, aku tidak tau harus apa. Ada rasa senang saat
mendengar kalo liam itu ex marsha, ada rasa ragu apakah marsha juga menyukaiku?
“MARSHA’S POV
“Niall kok senyum-senyum sendiri?” ucapku. “Ha?
Tidak hehe, gue senang jika liam itu mantan lo” ucapnya lirih, “Tadi lo ngomong
apaan?” jawabku. “Ah engga mungkin lo salah denger”. Jawabnya, apa aku yang
salah dengar atau memang pendengaranku sudah tidak normal? Aku mendengar niall
senang ketika tau kalau liam adalah mantanku dan bukan pacar, aku masih bingung
dengan sikap niall yang seperti itu padaku. Selang beberapa menit sampailah aku
dan niall di sekolah kami, aku dan niall sudah seperti orang berpacaran,
berangkat bersama, masuk ke kelas pun juga, teman-temanku hanya heran kenapa
aku dan niall bisa seperti itu. Aku dan niall yang biasanya bertengkar
tiba-tiba jadi sering ngobrol, kekantin bersama dan aku pun sampai mengabaikan
sheryl hahaha. “Gitu ya yang udah deket jadinya yang disini di lupain” ucap
sheryl “apaan sih sher, hahaha gue gaakan lupa sama lo kali.” Ucapku. “Lo yang
waktu itu hampir di jambret kan?”
ucap niall. “Iya niall, eh hati-hati sama marsha dia kalo udah ngamuk kayak
macam hahaha” ucap sheryl meledek ku. “Hahaha sherly gue juga udah tau kali apalagi
waktu gue berantem sama dia, galak hahaha” ucap niall. Tawa niall membuatku
tersenyum lagi saat di ledek sama sheryl, niall bingung kenapa aku tidak marah
karna di ledek, malah sebaliknya aku
tersenyum. “sha, kok ga marah gue ledekin sama sheryl?hahaha” ucap niall.
“Ketawa lo itu lucu niall hahaha makanya gue bukannya marah malahan
senyam-senyum sendiri gara-gara ketawa lo yang lucu itu” ucapku. “Aww makasi
sha” ucap niall sambil genitin mata, “Hahahaa niall please jangan bikin gue
ketawa lagi hahaha” ucapku. Niall memang moodboster baru yang aku temui setelah
liam, setiap hariku dihiasi oleh gelak tawa niall.
“SHERYL’S POV
Keliatannya niall sama marsha cocok nih, aku bakal
nyomblangin niall sama marsha. Aku yakin niall akan ngegantiin posisi liam yang
dulu pernah ada di hatinya marsha, dan aku yakin niall adalah orang yang tepat.
Saat marsha membeli minuman aku meminta niall menemuiku di taman kota untuk memberitahu
niall rencana yang telah aku buat, aku tau niall juga menyukai marsha.
“NIALL’S POV
“Sha, nanti gue gabisa nganter lo pulang yak,
soalnya gue ada acara keluarga gapapa kan?
Tanyaku. “gapapa dong niall, ohya salam buat keluarga lo yak” jawabnya. “Oke
thankyou” aku pun langsung pergi ke taman untuk menemui sheryl, “maafin gue sha
udah bohong sama lo, tapi semua ini gue lakuin agar gue bisa dapetin hati lo”
ucapku lirih. Aku sedikit terlambat menemui sheryl dikarenakan jalan arah ke
taman kota
lumayan macet. Aku pun melihat sheryl yang saat itu sedang duduk di bangku
taman, “Hai sher, sorry ya kalo gue lama” ucapku. “No prob” jawabnya, sheryl
memberitahuku rencana supaya aku bisa mendapatkan hati marsha, cara yang
lumayan simple. Sheryl bilang ini cara yang waktu liam lakuin ke sheryl, tapi
cara liam terlalu mewah, dan sheryl menyuruhku menggunakan cara yang lebih
simple ga perlu barang mewah, yang penting kesetiaan dalam hati. “Thankyou sher
lo udah bantu gue” jawab ku. “pokoknya lo harus berjuang demi dapetin hatinya
marsha, oke?” ucap sheryl. “Siap komandan”. Malam harinya aku menghubungi
marsha lewat short message service .
From : me
Hallo, sha! How are you? :) xx
“MARSHA’S POV
Entah kenapa aku kangen dengan niall, padahal tadi
disekolah udah ketemu. Andaikan aku punya nomor niall, pasti aku sudah
menghubunginya. “Tringg Tringg…” nomor siapa ini, sebaiknya aku balas saja
siapa tau penting.
From : me
To : xxxxxx
“Sorry, ini siapa?”
From : xxxxx
To : me
“Sungguh bodohnya gue ga nyantumin nama gue, hm.
Ini gue niall, lo belum tidur?”
Oh my god ternyata smsnya dari niall, aaa mimpi apa
aku semalam. Baru tadi aku berbicara “Andai aku punya nomor niall” dan
tiba-tiba dia sms, niall memang malaikat tanpa sayap.
Sudah berjamjam aku dan niall sms-an, ah rasanya
baru 10 menit aku smsan dengannya hahaha, andaikan hubungan kami lebih dari teman,
aku akan menjaga hubungan kami hingga akhir khayat nanti.
“NIALL’S POV
Aku sangat senang bisa berinteraksi dengan marsha
lewat sms, dia memang tipe gadis yang sangat unik, besok aku akan mengajaknya
ke taman kota
yang menjalankan rencana kedua. Marsha, tunggu aku, aku akan menyatakan cinta
kepadamu. Keesokan harinya, aku mengajak marsha ke taman dan dia mau, senang
rasanya. Hehehe, aku duduk di bangku taman sambil menunggu marsha. Tak lama
kemudian marsha datang, aku mulai mengobrol dengannya dan sekali-sekali
mengajak dia bercanda, dan rencana keduaku untuk menyatakan cinta kepadanya
akan segera dimulai. “Sha? Boleh ngomong sesuatu ga sama lo?” ucapku. “boleh
dong, ngomong aja lagi” jawabnya. Tibatiba seorang gadis memanggilku dari
kejauhan. “Niall!” ucap gadis itu. “Clarissa?” ah kenapa dia bisa ada disini
juga? [Clarissa adalah mantan pacarku saat aku masih di london, tapi karna sikap dia yang terlalu
manja aku memutuskan untuk mengakhiri hubungan dengannya]
“MARSHA’S POV
“Siapa gadis itu? Apakah itu pacar niall? Ah
memang wajahnya sangat cantik, lebih cantik dariku” ucapku dalam hati. Aku pun
berkenalan dengannya entah hati ini rasanya sakit saat clarissa mencium kedua
pipi niall, ingin rasanya aku pergi meninggalkan mereka berdua. Aku beralasan
ingin pergi membeli softdrink tapi sebenarnya aku ingin pulang ke rumah.
“NIALL’S POV
Marsha pasti mengira kalau clarissa adalah
pacarku, ah aku juga tidak ingin ada dia disini tetapi aku juga tidak bisa
mengusirnya begitu saja, aku beralasan ingin latihan band bersama temanku. Dan akhirnya
clarissa percaya, aku pun mengantarnya kerumah dan segera pergi kerumah marsha.
Beberapa menit pun berlalu sampailah aku dirumah marsha aku segera menaiki
tangga dan mengetuk pintu kamarnya, tidak ada jawaban. Tetapi yang aku dengar
ada suara tangisan dari dalam kamar marsha, mungkinkah marsha menangis? Ah
bodoh sekali karna aku marsha menangis, aku tidak tega melihat orang yang aku
cintai menangis. “Sha? Open the door please, I want to tell you something” tak
lama kemudian marsha membuka pintu kamarnya, dan aku mulai menceritakan
semuanya kepada marsha. “Jadi gadis tadi bukan pacar kamu?” tanya marsha. “Bukan
sha, she is my ex dan aku juga sudah tidak mencintainya, yang aku hanya cintai itu
kamu sha” marsha pun tersentak kaget mendengar ucapanku tadi, apakah aku salah berbicara
lagi?
“MARSHA’S POV
Aku kaget mendengar ucapan niall, dia mencintaiku?
Ah ini tidak mungkin, orang sepertiku tidak pantas niall cintai. Tetapi dalam lubuk
hatiku aku sangat ingin memilikinya tapi mungkinkah dia pantas untukku. “Do you
love me, niall?” tanyaku. “Ya, I love you marsha, would you be my girl?” ucapnya.
“Aku tidak bisa niall” ucapku. “Kenapa?” ucapnya “I think you don’t deserve to myself,
niall” ucapku. “Hey sha, look my eyes now. Aku mencintaimu apa adanya, dan aku tau
kamu juga mencintaiku sha, kamu pantas untuk aku milikki. Ikuti kata hati kamu sha”
ucap niall. “Ok, niall. Ya I would to be your girl” ucapku. “Seriously?” ucap niall.
Disaat itu aku dan niall resmi menjadi pasangan kekasih, niall mengecup keningku
dan memelukku dengan erat seakan tidak ingin kehilanganku, karna aku tau Cinta itu
datang kapan saja tanpa kita sadari.
-END-
Left comment yup! xx thx for reading<3
created by @Salmamptr
nice story..keep blogging
ReplyDeletethank you